Selain permukaannya kasar, tumor di leher Jose Serrano, atau biasa disebut dengan limfangioma itu, juga bersisik dan kerap menumbuhkan kista yang menyakitkan. Tumornya tumbuh di sepanjang bahu Jose dan membatasi pergerakannya. Demikian dilansir Daily Mail, Senin (11/11/2013).
Jose mengaku tak bisa berenang karena bila kena air tumornya terasa nyeri dan jika Jose bermain sepakbola atau bersepeda, ia jadi mudah capek.
Gawatnya, kini beberapa kista mulai 'menyerbu' paru-paru bocah berusia 10 tahun itu, dan mendekati saluran pernapasannya. Ada juga kekhawatiran suatu hari tumor itu menyebar hingga ke kedua matanya dan mempengaruhi penglihatannya.
"Orang-orang juga kerap memandanginya, bahkan beberapa di antaranya melihat Jose dengan pandangan ngeri," tutur sang ibu, Cindy.
Namun orangtua Jose tetap membiarkan anaknya itu untuk hidup senormal mungkin dan melakukan berbagai aktivitas layaknya anak-anak pada umumnya, kecuali yang tidak aman bagi Jose ataupun sulit dilakukannya.
Yang menjadi masalah bagi orangtua Jose adalah biaya operasi untuk mengangkat tumor putranya. Seluruh proses pengobatan, termasuk operasi pengangkatan tumor Jose diperkirakan menghabiskan dana hingga 200.000 dollar AS (sekitar Rp 2.3 milyar). Belum lagi biaya pengobatan sebesar 2.000 dollar AS (sekitar Rp 22.8 juta) per minggu yang dibutuhkan Jose untuk membayar obat resepnya selama beberapa bulan ke depan.
Beruntung keluarga ini mendapatkan bantuan untuk menutupi kebutuhan Jose. Biaya pengobatan Jose sepenuhnya ditanggung oleh rumah sakit bekerjasama dengan gereja dan donasi dari berbagai penjuru dunia. Bahkan produsen obat Pfizer sepakat untuk menanggung biaya pembelian Viagra yang dibutuhkan Jose.
Obat Perangsang Wanita
"Itu adalah jumlah uang yang begitu besar bagi kami. Belum lagi untuk seumur hidupnya. Kami pun begitu berterima kasih pada orang-orang yang telah membantu kami. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan," kata Cindy.
Obat Pelangsing Badan
Kasus Jose menjadi perhatian banyak pakar kesehatan setelah bocah ini bertemu dengan pendeta misionaris dari First Baptist Church of Rio Rancho, dekat Albuquerque, New Mexico yaitu Patricia Avila dan suaminya. Kemudian mereka menghubungkan keluarga Jose dengan para dokter spesialis dari University of New Mexico Children's Hospital.
Vigrx Plus
Akhirnya Cindy dan suaminya, Jose Ramirez Sr pun menemukan apa penyebab tumor yang dimiliki putra mereka sejak masih bayi itu. "Ketika Jose lahir dengan tumor itu, kami begitu ketakutan. Dokter juga mengatakan jika bayi ini mungkin tak akan selamat malam itu. Apalagi kami tak memiliki dana agar Jose mendapatkan bantuan yang ia butuhkan," kisah Cindy.
Obat Pembesar Penis
"Bola kecil yang ia miliki saat masih bayi itu pun tumbuh dan sekarang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dan tampaknya takkan berhenti. Tahun pertamanya begitu sulit karena kami tak tahu apa yang bisa terjadi nantinya," timpal Jose Sr.
Alat Bantu Sex
Kedua orangtua Jose juga sempat takut mereka dapat menyakitinya karena tumor yang sebesar kepala Jose ketika masih bayi membuat Cindy dan Jose Sr tak bisa menggendongnya. Kendati begitu, Jose Sr masih begitu bangga anaknya bisa bertahan hidup hingga kini mengingat sebelumnya tim dokter mengatakan usia Jose takkan lama karena tumornya tersebut.
Vimax
"Jika tim dokter dapat menyembuhkan saya, maka saya akan sangat bahagia. Saya akan kembali sehat dan mampu melakukan apapun yang saya inginkan," kata bocah asal Ciudad Juarez, Meksiko itu. Ciudad Juarez sendiri selama ini dikenal sebagai kota paling miskin dengan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia.
Obat Pembesar Penis
"Ketakutan terbesar kami adalah kondisi itu tak dapat disembuhkan dan seumur hidupnya akan berada dalam risiko. Dan tentu saja kami gugup dengan operasi yang akan dijalaninya. Namun kami telah diberitahu jika peluang kesembuhannya tinggi," imbuh Cindy. Obat Kuat
Obat Kuat Viagra Sembuhkan Tumor Raksasa Dileher Bocah ini punya tumor besar di sisi leher sebelah kirinya. Jika tak kunjung dioperasi, tumor ini dapat membunuhnya karena menekan saluran pernapasannya. Namun operasi hanya bisa dilakukan jika tumor itu mengecil. Ternyata Viagra dapat digunakan untuk menyusutkan tumor tersebut.
Selain permukaannya kasar, tumor di leher Jose Serrano, atau biasa disebut dengan limfangioma itu, juga bersisik dan kerap menumbuhkan kista yang menyakitkan. Tumornya tumbuh di sepanjang bahu Jose dan membatasi pergerakannya. Demikian dilansir Daily Mail, Senin (11/11/2013).
Jose mengaku tak bisa berenang karena bila kena air tumornya terasa nyeri dan jika Jose bermain sepakbola atau bersepeda, ia jadi mudah capek.
Gawatnya, kini beberapa kista mulai 'menyerbu' paru-paru bocah berusia 10 tahun itu, dan mendekati saluran pernapasannya. Ada juga kekhawatiran suatu hari tumor itu menyebar hingga ke kedua matanya dan mempengaruhi penglihatannya.
"Orang-orang juga kerap memandanginya, bahkan beberapa di antaranya melihat Jose dengan pandangan ngeri," tutur sang ibu, Cindy.
Namun orangtua Jose tetap membiarkan anaknya itu untuk hidup senormal mungkin dan melakukan berbagai aktivitas layaknya anak-anak pada umumnya, kecuali yang tidak aman bagi Jose ataupun sulit dilakukannya.
Yang menjadi masalah bagi orangtua Jose adalah biaya operasi untuk mengangkat tumor putranya. Seluruh proses pengobatan, termasuk operasi pengangkatan tumor Jose diperkirakan menghabiskan dana hingga 200.000 dollar AS (sekitar Rp 2.3 milyar). Belum lagi biaya pengobatan sebesar 2.000 dollar AS (sekitar Rp 22.8 juta) per minggu yang dibutuhkan Jose untuk membayar obat resepnya selama beberapa bulan ke depan.
Beruntung keluarga ini mendapatkan bantuan untuk menutupi kebutuhan Jose. Biaya pengobatan Jose sepenuhnya ditanggung oleh rumah sakit bekerjasama dengan gereja dan donasi dari berbagai penjuru dunia. Bahkan produsen obat Pfizer sepakat untuk menanggung biaya pembelian Viagra yang dibutuhkan Jose.
"Itu adalah jumlah uang yang begitu besar bagi kami. Belum lagi untuk seumur hidupnya. Kami pun begitu berterima kasih pada orang-orang yang telah membantu kami. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan," kata Cindy.
Kasus Jose menjadi perhatian banyak pakar kesehatan setelah bocah ini bertemu dengan pendeta misionaris dari First Baptist Church of Rio Rancho, dekat Albuquerque, New Mexico yaitu Patricia Avila dan suaminya. Kemudian mereka menghubungkan keluarga Jose dengan para dokter spesialis dari University of New Mexico Children's Hospital.
Akhirnya Cindy dan suaminya, Jose Ramirez Sr pun menemukan apa penyebab tumor yang dimiliki putra mereka sejak masih bayi itu. "Ketika Jose lahir dengan tumor itu, kami begitu ketakutan. Dokter juga mengatakan jika bayi ini mungkin tak akan selamat malam itu. Apalagi kami tak memiliki dana agar Jose mendapatkan bantuan yang ia butuhkan," kisah Cindy.
"Bola kecil yang ia miliki saat masih bayi itu pun tumbuh dan sekarang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dan tampaknya takkan berhenti. Tahun pertamanya begitu sulit karena kami tak tahu apa yang bisa terjadi nantinya," timpal Jose Sr.
Kedua orangtua Jose juga sempat takut mereka dapat menyakitinya karena tumor yang sebesar kepala Jose ketika masih bayi membuat Cindy dan Jose Sr tak bisa menggendongnya. Kendati begitu, Jose Sr masih begitu bangga anaknya bisa bertahan hidup hingga kini mengingat sebelumnya tim dokter mengatakan usia Jose takkan lama karena tumornya tersebut.
"Jika tim dokter dapat menyembuhkan saya, maka saya akan sangat bahagia. Saya akan kembali sehat dan mampu melakukan apapun yang saya inginkan," kata bocah asal Ciudad Juarez, Meksiko itu. Ciudad Juarez sendiri selama ini dikenal sebagai kota paling miskin dengan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia.
"Ketakutan terbesar kami adalah kondisi itu tak dapat disembuhkan dan seumur hidupnya akan berada dalam risiko. Dan tentu saja kami gugup dengan operasi yang akan dijalaninya. Namun kami telah diberitahu jika peluang kesembuhannya tinggi," imbuh Cindy. - See more at: http://seosaqofsamsul.blogspot.com/2013/11/obat-kuat-viagra.html#sthash.RjhLt56S.dpuf
Jose mengaku tak bisa berenang karena bila kena air tumornya terasa nyeri dan jika Jose bermain sepakbola atau bersepeda, ia jadi mudah capek.
Gawatnya, kini beberapa kista mulai 'menyerbu' paru-paru bocah berusia 10 tahun itu, dan mendekati saluran pernapasannya. Ada juga kekhawatiran suatu hari tumor itu menyebar hingga ke kedua matanya dan mempengaruhi penglihatannya.
"Orang-orang juga kerap memandanginya, bahkan beberapa di antaranya melihat Jose dengan pandangan ngeri," tutur sang ibu, Cindy.
Namun orangtua Jose tetap membiarkan anaknya itu untuk hidup senormal mungkin dan melakukan berbagai aktivitas layaknya anak-anak pada umumnya, kecuali yang tidak aman bagi Jose ataupun sulit dilakukannya.
Yang menjadi masalah bagi orangtua Jose adalah biaya operasi untuk mengangkat tumor putranya. Seluruh proses pengobatan, termasuk operasi pengangkatan tumor Jose diperkirakan menghabiskan dana hingga 200.000 dollar AS (sekitar Rp 2.3 milyar). Belum lagi biaya pengobatan sebesar 2.000 dollar AS (sekitar Rp 22.8 juta) per minggu yang dibutuhkan Jose untuk membayar obat resepnya selama beberapa bulan ke depan.
Beruntung keluarga ini mendapatkan bantuan untuk menutupi kebutuhan Jose. Biaya pengobatan Jose sepenuhnya ditanggung oleh rumah sakit bekerjasama dengan gereja dan donasi dari berbagai penjuru dunia. Bahkan produsen obat Pfizer sepakat untuk menanggung biaya pembelian Viagra yang dibutuhkan Jose.
"Itu adalah jumlah uang yang begitu besar bagi kami. Belum lagi untuk seumur hidupnya. Kami pun begitu berterima kasih pada orang-orang yang telah membantu kami. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan," kata Cindy.
Kasus Jose menjadi perhatian banyak pakar kesehatan setelah bocah ini bertemu dengan pendeta misionaris dari First Baptist Church of Rio Rancho, dekat Albuquerque, New Mexico yaitu Patricia Avila dan suaminya. Kemudian mereka menghubungkan keluarga Jose dengan para dokter spesialis dari University of New Mexico Children's Hospital.
Akhirnya Cindy dan suaminya, Jose Ramirez Sr pun menemukan apa penyebab tumor yang dimiliki putra mereka sejak masih bayi itu. "Ketika Jose lahir dengan tumor itu, kami begitu ketakutan. Dokter juga mengatakan jika bayi ini mungkin tak akan selamat malam itu. Apalagi kami tak memiliki dana agar Jose mendapatkan bantuan yang ia butuhkan," kisah Cindy.
"Bola kecil yang ia miliki saat masih bayi itu pun tumbuh dan sekarang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dan tampaknya takkan berhenti. Tahun pertamanya begitu sulit karena kami tak tahu apa yang bisa terjadi nantinya," timpal Jose Sr.
Kedua orangtua Jose juga sempat takut mereka dapat menyakitinya karena tumor yang sebesar kepala Jose ketika masih bayi membuat Cindy dan Jose Sr tak bisa menggendongnya. Kendati begitu, Jose Sr masih begitu bangga anaknya bisa bertahan hidup hingga kini mengingat sebelumnya tim dokter mengatakan usia Jose takkan lama karena tumornya tersebut.
"Jika tim dokter dapat menyembuhkan saya, maka saya akan sangat bahagia. Saya akan kembali sehat dan mampu melakukan apapun yang saya inginkan," kata bocah asal Ciudad Juarez, Meksiko itu. Ciudad Juarez sendiri selama ini dikenal sebagai kota paling miskin dengan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia.
"Ketakutan terbesar kami adalah kondisi itu tak dapat disembuhkan dan seumur hidupnya akan berada dalam risiko. Dan tentu saja kami gugup dengan operasi yang akan dijalaninya. Namun kami telah diberitahu jika peluang kesembuhannya tinggi," imbuh Cindy. - See more at: http://seosaqofsamsul.blogspot.com/2013/11/obat-kuat-viagra.html#sthash.RjhLt56S.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Blog sahabat, mungkin ada produk yang anda butuhkan :
obat pembesar penis obat pembesar alat vital pria obat perangsang priaobat kuat semenax obat pembesar alat vital pria
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.